Assalamu'alaykum
(Late post. Dibuat sehari sebelum puasa ramadhan). Beberapa waktu yang lalu saya diberi oleh-oleh beras ketan oleh tukang sayur langganan saya yang barusan balik dari mudik. Seneng rasanya jika diberi oleh-oleh. Artinya dia ingat akan saya. Memang sih, jika saya bikin cake, roti atau bahkan masakan, mbak satu ini sering jadi "tester" saya hihihi.... Biar apa yang saya buat bisa jadi cemilan sambil jualan keliling. Kali ini ketan pemberian mbak sayur diolah jadi ketan biru. Gak sengaja saya menemukan sekantung kecil bunga telang kering sisa tahun kemarin. Tahun ini pohon telang habis tak bersisa, ketika rumah dicat ulang termasuk pagarnya. Jadi pohon telang yang tumbuh di depan pagar dibabat habis. Setelah selesai dicat, saya sebar biji telang lagi. Baru tumbuh subur-suburnya, malah dipatukin ayam tetangga sampai habis. Duh.... Awalnya saya gak tau kenapa pohon telang yang sudah tumbuh selalu gundul. Dan itu berulang kali terjadi. Setelah beberapa waktu barulah diketahui biang keroknya. Saya pergoki si ayam asyik matukin pohon telang saya. Akhirnya saya stop nanam dulu sebelum punya pot untuk menanam telang. Jadi bisa ditaruh di dalam pagar gitu. Baru 2-3 bulan belakangan inilah saya menanamnya kembali. Tapi belum berbunga banyak karena musim hujan keburu berakhir. Pohon telang akan berbunga dan berbiji lebat pada musim hujan. Pada saat kemarau, biji akan mengering. Pohonnya pun meranggas. Nah setelah kering inilah biji bisa dipanen. Sayang, pohon telang ini belum keluar bijinya. Jadi biji sisa tahun lalu harus dihemat dulu. Begitu juga dengan bunganya.
Well kembali ke resep deh. Sebenarnya saya sudah bertahun lalu pingin resep Ketan Biru dari blognya Cik Ine Elkaje (beliau salah satu food blogger senior). Kan sudah lama juga saya punya pohon telang. Cuma ya gitu deh, mood bikin ketan biru lenyap begitu saja, dan berganti bikin makanan lainnya. Setelah moodnya kembali, sekaranglah saatnya bikin ketan biru. Resep sederhana dan sangat mudah, bahkan bagi pemula sekalipun. Hasilnya, ketan biru ini enak. Gurihnya santan dan unti kelapa yang tidak terlalu manis, dengan sedikit aroma jahe, pas dengan selera saya. Cocok untuk teman minum teh di sore hari.
Note :
* Bagi yang lambungnya sedikit bermasalah, beras ketan boleh dicampur dengan beras biasa untuk nasi, supaya lambung tidak terlalu berat. Untuk resep di bawah bisa menggunakan 200 gr beras ketan dan 100 gr beras putih untuk nasi.
Bahan :
300 gr beras ketan, rendam semalam
2 lbr daun pandan, sobek-sobek
150 ml santan sedang
1/2 sdt garam
20 kuntum bunga telang kering+50 ml air diremas-remas, saring
3 lbr pandan untuk mengukus
Unti :
200 gr kelapa setengah tua, parut kasar
100 gr gula jawa, iris kasar
1/4 sdt garam
2 lbr daun pandan, potong-potong
2 cm jahe, geprek
100 ml air
Cara membuat :
1. Unti : masak air, gula, jahe dan pandan, hingga gula merah larut.
2. Masukkan kelapa parut dan garam, masak hingga unti agak mengering. Koreksi rasanya. Jika kurang manis tambahkan 1-2 sdm gula pasir. Masak kembali sampai gula larut. Matikan api, sisihkan.
3. Ketan biru: tiriskan ketan, cuci berulang kali sampai airnya bening. Ini bertujuan supaya ketan tidak mudah basi. Tiriskan.
4. Kukus selama 20 menit hingga setengah matang. Selama mengukus, selipkan daun pandan diantara beras ketan, dan sebagian daun pandan di masukkan dalam air pengukus. Angkat ketan dari kukusan. Letakkan dalam baskom.
5. Didihkan santan, garam dan pandan. Tuangkan santan panas pada ketan, aduk rata. Menyusul air bunga telang, aduk rata dan diamkan selama 15 menit, hingga santan meresap semua.
6. Ambil cetakan putu ayu, oles minyak tipis-tipis. Letakkan unti kelapa di dasar cetakan, ratakan dan padatkan. Beri ketan biru di atasnya sambil diratakan dan dipadatkan hingga cetakan penuh. Kukus lagi selama 20 menit sampai matang. Angkat ketan dari kukusan.
Note :
* Gunakan sendok yang telah dibasahi air untuk mencetak ketan supaya tidak lengket.
7. Balik cetakan sambil ditekan-tekan supaya ketan lepas dari cetakan.
(Late post. Dibuat sehari sebelum puasa ramadhan). Beberapa waktu yang lalu saya diberi oleh-oleh beras ketan oleh tukang sayur langganan saya yang barusan balik dari mudik. Seneng rasanya jika diberi oleh-oleh. Artinya dia ingat akan saya. Memang sih, jika saya bikin cake, roti atau bahkan masakan, mbak satu ini sering jadi "tester" saya hihihi.... Biar apa yang saya buat bisa jadi cemilan sambil jualan keliling. Kali ini ketan pemberian mbak sayur diolah jadi ketan biru. Gak sengaja saya menemukan sekantung kecil bunga telang kering sisa tahun kemarin. Tahun ini pohon telang habis tak bersisa, ketika rumah dicat ulang termasuk pagarnya. Jadi pohon telang yang tumbuh di depan pagar dibabat habis. Setelah selesai dicat, saya sebar biji telang lagi. Baru tumbuh subur-suburnya, malah dipatukin ayam tetangga sampai habis. Duh.... Awalnya saya gak tau kenapa pohon telang yang sudah tumbuh selalu gundul. Dan itu berulang kali terjadi. Setelah beberapa waktu barulah diketahui biang keroknya. Saya pergoki si ayam asyik matukin pohon telang saya. Akhirnya saya stop nanam dulu sebelum punya pot untuk menanam telang. Jadi bisa ditaruh di dalam pagar gitu. Baru 2-3 bulan belakangan inilah saya menanamnya kembali. Tapi belum berbunga banyak karena musim hujan keburu berakhir. Pohon telang akan berbunga dan berbiji lebat pada musim hujan. Pada saat kemarau, biji akan mengering. Pohonnya pun meranggas. Nah setelah kering inilah biji bisa dipanen. Sayang, pohon telang ini belum keluar bijinya. Jadi biji sisa tahun lalu harus dihemat dulu. Begitu juga dengan bunganya.
Well kembali ke resep deh. Sebenarnya saya sudah bertahun lalu pingin resep Ketan Biru dari blognya Cik Ine Elkaje (beliau salah satu food blogger senior). Kan sudah lama juga saya punya pohon telang. Cuma ya gitu deh, mood bikin ketan biru lenyap begitu saja, dan berganti bikin makanan lainnya. Setelah moodnya kembali, sekaranglah saatnya bikin ketan biru. Resep sederhana dan sangat mudah, bahkan bagi pemula sekalipun. Hasilnya, ketan biru ini enak. Gurihnya santan dan unti kelapa yang tidak terlalu manis, dengan sedikit aroma jahe, pas dengan selera saya. Cocok untuk teman minum teh di sore hari.
Note :
* Bagi yang lambungnya sedikit bermasalah, beras ketan boleh dicampur dengan beras biasa untuk nasi, supaya lambung tidak terlalu berat. Untuk resep di bawah bisa menggunakan 200 gr beras ketan dan 100 gr beras putih untuk nasi.
Bahan :
300 gr beras ketan, rendam semalam
2 lbr daun pandan, sobek-sobek
150 ml santan sedang
1/2 sdt garam
20 kuntum bunga telang kering+50 ml air diremas-remas, saring
3 lbr pandan untuk mengukus
Unti :
200 gr kelapa setengah tua, parut kasar
100 gr gula jawa, iris kasar
1/4 sdt garam
2 lbr daun pandan, potong-potong
2 cm jahe, geprek
100 ml air
Cara membuat :
1. Unti : masak air, gula, jahe dan pandan, hingga gula merah larut.
2. Masukkan kelapa parut dan garam, masak hingga unti agak mengering. Koreksi rasanya. Jika kurang manis tambahkan 1-2 sdm gula pasir. Masak kembali sampai gula larut. Matikan api, sisihkan.
3. Ketan biru: tiriskan ketan, cuci berulang kali sampai airnya bening. Ini bertujuan supaya ketan tidak mudah basi. Tiriskan.
4. Kukus selama 20 menit hingga setengah matang. Selama mengukus, selipkan daun pandan diantara beras ketan, dan sebagian daun pandan di masukkan dalam air pengukus. Angkat ketan dari kukusan. Letakkan dalam baskom.
5. Didihkan santan, garam dan pandan. Tuangkan santan panas pada ketan, aduk rata. Menyusul air bunga telang, aduk rata dan diamkan selama 15 menit, hingga santan meresap semua.
6. Ambil cetakan putu ayu, oles minyak tipis-tipis. Letakkan unti kelapa di dasar cetakan, ratakan dan padatkan. Beri ketan biru di atasnya sambil diratakan dan dipadatkan hingga cetakan penuh. Kukus lagi selama 20 menit sampai matang. Angkat ketan dari kukusan.
Note :
* Gunakan sendok yang telah dibasahi air untuk mencetak ketan supaya tidak lengket.
7. Balik cetakan sambil ditekan-tekan supaya ketan lepas dari cetakan.
Komentar
Posting Komentar